Selasa, 28 April 2015

#BeraniLebih IKHLAS

Sifat manusia yang tidak pernah puas, sama halnya dengan saya yang memiliki banyak kemauan, bisa dibilang saya ini orang ambisius tapi seorang ambisius yang telalu banyak mikir dan sudah bisa dipastikan sering gagal mengeksekusi kemauan itu. Saya yang selalu memikirkan sesuatu dengan detail tapi ujung-ujungnya gak jadi, dan akan menyesal dikemudian hari. Kurang bisa menerima kegagalan bisa dibilang kurang Ikhlas atau tidak legawa.
Sepeninggal salah satu anggota keluarga empat tahun lalu yaitu Ayah, sedikitnya mengubah sifat keras kepala dan tidak ikhlas saya. Saya sulung dari tiga bersaudara. Sifat keras kepala saya ini katanya hampir mirip dengan sifat Ayah. Tak dipungkiri lagi, semasa beliau masih Hidup, saya sering mendebatkan hal-hal yang tidak terlalu penting menjadi suatu yang serius, karena sifat kita yang sama, sama-sama keras kepala. Itu hal yang menggelikan kalau saya ingat sekarang ini, salah satu kenangan dengan almarhum Ayah.

Kembali lagi dengan Keikhlasan, ikhlas mudah sekali diucapkan tapi cukup sulit untuk diterapkan. Begitupun dengan saya, butuh proses yang tidak sebentar dan diantara perjalanannya di bumbui air mata dan emosi, Saya "mencoba" melewatinya dengan IKHLAS. Ikhlas, tanpa disadari saya telah ditempa untuk menjadi Ikhlas, menjadi lebih legawa dengan apa yang terjadi. Ikhlas menerima kenyataan. Waktu itu saya berpikir, semakin keras kepala saya, semakin ego semakin saya jatuh berbanding terbalik ketika saya "mencoba" Ikhlas, semua menjadi lebih tenang, mengalir begitu saja. Toh hidup terus berjalan, waktu terus bergulir tak mungkin kita kembali ke masa yang telah lewat.

Ikhlas dengan kepergian Ayah, saya percaya Allah SWT telah memberi tempat terbaik untuk Ayah di SurgaNya. Saya yang sangat ingin menjelajah tempat baru harus menerima kondisi kalau saya harus berada di dekat keluarga yang saat ini masih membutuhkan keberadaan saya di rumah, Ikhlas memberi ijin untuk "dilangkahi" adik menikah terlebih dahulu, Ikhlas menerima pekerjaan saat ini yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan yang saya tempuh, Ikhlas menerima keadaan apapun dalam diri ini. Sesungguhnya itu lebih melegakan daripada saya harus memikirkannya pada hal yang tidak jelas dan masih buram keberadaannya. Menjalaninya jadi lebih ringan, tidak menjadikannya suatu beban. Saya yakin dengan keikhlasan, bisa membahagiakan, Allah SWT akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Menurut saya tidak ada kata " Indah Pada Waktunya" kenapa harus menunggu waktu, waktu bukan untuk ditunggu tapi untuk dijalani, dijalani dengan Ikhlas, saya yakin "Semua Indah dengan Keikhlasan". Saya pun #BeraniLebih IKHLAS.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Tulisan Pendek #BeraniLebih di Blog


Twitter : @aRieNers
Instagram : arieners

Jumat, 10 April 2015

Repost : Gambaran Kondisi Kesehatan Lewat Feses (Jawa Pos For Her)

Menemukan Artikel bagus di Jawa Pos, tentang mendeteksi Kesehatan kita lewat Feses (Kotoran/Poop)  bukannya mau membahas yang menjijikkan, memang artikelnya bagus, jadi saya berniat untuk merepost diblog ini, untuk arsip saya kalau sewaktu-waktu diperlukan. Kebetulan sebelum ada artikel di Jawa Pos tentang Feses, saya bermasalah dengan Buang air besar alias Poop. Klop banget ada artikel ini, saya jadi tahu dan sekarang berusaha tidak meremehkan hal yang terlihat menjijikan tapi sangat vital untuk kesehatan kita. Berikut ini artikelnya :


Gambaran Kondisi Kesehatan lewat Feses

Cek Frekuensi, Konsistensi, dan Warna

Jawa Pos (For Her), Kamis 26 Maret 2015


 
PERNAHKAH Anda ketika sedang berada di toilet untuk buang air besar lantas mencuri-curi pandang ke bawah untuk mengecek seperti apa tampilan feses kita? Jika sebelumnya tidak pernah, mulai lakukan sesekali. Untuk apa? Mengenali adanya gangguan dalam organ tubuh. Terutama gangguan pada saluran pencernaan. Efeknya bisa tergambar pada feses.

Secara umum, feses yang sehat berbentuk bulat lonjong menyerupai sosis dengan warna kuning kecokelatan. Konsistensinya padat, namun tidak keras dan dikeluarkan dengan mudah. Tipe-tipe feses terbagi dalam tujuh chart, tergambar dalam Bristol Stool Form (BSF) yang dikeluarkan Bristol Royal Infirmary, rumah sakit di Bristol, Inggris, (selengkapnya lihat grafis).

Selain menggunakan chart tersebut, untuk menilai feses itu masih dalam kondisi normal atau tidak, seperti yang dipaparkan dr Irsan Hasan SpPD-KGEH, konsultan gastroenterohepatologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, ada beberapa hal yang dilihat.

Pertama, frekuensi. Yang normal adalah dalam satu hari 1–3 kali buang air besar (BAB). ”Satu normal, dua normal, tiga masih normal. Lebih dari empat kali sudah abnormal,” tuturnya ketika ditemui di RSCM Senin (23/3). Idealnya, seseorang BAB setiap hari 1–3 kali. Namun, tidak harus demikian. Frekuensi tiga kali sehari masih ditoleransi. ”Jika dipaksakan sampai mengejan, malah bisa menyebabkan hemoroid atau ambeien,” ujar Irsan. Apabila lebih dari tiga hari belum BAB, itu merupakan tanda konstipasi.

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah konsistensi. Lembut, cair, atau keras. Cair berarti diare, keras konstipasi. Untuk penderita konstipasi, dianjurkan memperbanyak minum air dan makan kacang-kacangan. Yang perlu diwaspadai adalah tipe feses kecil-kecil menyerupai kotoran kambing atau bentuknya kecil memanjang. Hal itu terjadi karena adanya penyempitan pada saluran cerna. ”Bisa jadi ada tumor atau kanker,” ucap dia.

Yang ketiga perhatikan warna. Seperti yang disebutkan di atas, warna feses normal adalah kuning kecokelatan. Namun, warnanya bisa menjadi lebih terang atau lebih gelap. Bisa pula pucat keabu-abuan. Biasanya, hal itu menjadi penanda bahwa ada masalah pada hati dan empedu. Bagaimana itu terjadi? Penjelasannya, warna kuning feses dihasilkan bilirubin dalam empedu. Ketika saluran empedu tersumbat, warna feses menjadi abu-abu. 

Hal ekstrem lainnya adalah berwarna merah yang berarti ada darah. Dilihat lagi, apakah darah menyatu dengan feses atau terpisah. Bila terpisah atau setelah feses, lalu ada darah menetes, itu merupakan gejala hemoroid. Ada perdarahan di daerah rectum atau anus. ”Sedangkan bila darah menyatu dengan feses, perdarahan terjadi pada kolon (usus) asendens atau transversum. Itu bisa karena disentri atau kanker,” papar Irsan.

Saluran pencernaan terbagi atas saluran cerna atas dan bawah. Saluran cerna atas mulai kerongkongan, lambung, hingga usus 12 jari. Saluran cerna bawah adalah usus besar dan usus halus. Apabila terjadi pendarahan pada saluran cerna bawah, feses berwarna merah. Jika pendarahan pada saluran cerna atas, hal itu akan terlihat pada feses yang hitam. ”Sebab, kotoran bercampur dengan asam lambung,” terang dokter yang juga berpraktik di RS MMC dan RS Premier Jatinegara itu.

Dengan mengenali feses, kita bisa mendeteksi awal kondisi kesehatan organ tubuh serta mengenali adanya gangguan dalam saluran pencernaan. Mulailah mengecek dari sekarang. (nor/c6/dos)


Mari Kenali si Poop…
Tipe 1: Bulat-bulat kecil seperti kacang, sangat keras, dan sangat sulit dikeluarkan.
Tipe 2: Bentuk seperti sosis, namun masih ada gumpalan.
Tipe 3: Seperti sosis, permukaan tidak rata dengan retakan di permukaan.
Tipe 4: Menyerupai sosis, bulat lonjong, dengan konsistensi padat tapi tidak keras.
Tipe 5: Bulatan-bulatan lembut, mudah dikeluarkan.
Tipe 6: Konsistensi lembek mengarah ke cair.
Tipe 7: Feses cair, tidak ada bagian yang padat.
 *****
*Tipe 1–3 merupakan tanda konstipasi.
*Tipe 4 dan 5 merupakan feses normal.
*Tipe 6: Gejala diare ringan.
*Tipe 7: Feses penderita diare kronis.

Sumber :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...