Selasa, 28 Februari 2017

Februari 2017 : Serba Penyesuaian

Postingan akhir bulan kedua, Februari 2017

Bulan Februari cuman 28 hari saja, bulan spesial karena lain daripada bulan-bulan lainnya yang berakhir di kisaran 30 atau 31 hari. Sekarang saya punya kebiasaan baru, saya jadi suka nulis, kata teman-teman saya mendadak "Roman", mendadak "Puitis", mendadak "Pujangga" dan mendadak "Penulis". Semua saya tulis, hampir semua media sosial yang saya punya, jadi ramai dengan tulisan, karena sebelumnya saya cenderung hanya jadi "silent reader" atau paling sering jadi tukang re-share. Seorang teman saya memberi saran untuk mengisi waktu dengan menulis, dan itu saya lakukan untuk pemulihan jiwa, semakin kesini jadi makin seru, dengan menulis adalah cara yang cukup ampuh daripada saya isi dengan nonton drakor yang ujung-ujungnya bikin baper dan main games, untuk yang terakhir ini saya belum bisa mengurangi.

Sedangkan terjadi dibulan Februari ini, masih ada sangkut pautnya dengan bulan sebelumnya, pergantian bos dan berdamai dengan masalah yang saya buat sendiri. Alhamdulillah sebulan ini untuk hal berdamai dengan masalah, sudah dapat diatasi, perlahan tapi saya yakin pasti bisa dilewati. Hal yang cukup menguras pikiran di bulan Februari ini adalah penyesuaian dengan Bos baru, pastinya cara kerja bos lama dengan bos baru ada sedikit perbedaan. Saya dan rekan kerja jadi banyak menyesuaikan dengan beliau (Bos baru), Bos baru ini rajin dan teliti. Jadi bagi kita harus ekstra hati-hati dalam bekerja. Di awal-awal saya lumayan kewalahan menyesuaikan dengan kebiasaan beliau ini, tapi makin kesini waktu sebulan lumayan sudah mulai mengenal ritme kerja beliau. Dari segi positif yang saya ambil, disiplin dan ketepatan dalam bekerja jadi poin utama. Saya yang punya sifat sedikit malas-malasan jadi rajin dan tepat waktu. Lumayan lah mengajari saya untuk makin baik lagi dalam bekerja. Kerjaan juga mulai ada tanda-tanda mulainya banyak kegiatan dan diimbangi dengan pemeriksaan dari sana sini terkait pelaporan kinerja tahun sebelumnya. Semoga diberi kelancaran dan kemudahan tidak ada kesalahan satupun dan hasil laporannya juga bagus. Amin YRA


Oia, bulan ini saya yang gak pernah sakit lebih dari 2 hari, jadi tepar hampir seminggu, cuaca yang ekstrim, kadang panas terik dan kadang dingin menusuk. Siklus cuaca yang berubah-ubah dan ditambah saya juga makan gak teratur, ambruklah badan ini. Intinya kita gak boleh dzolim sama badan dan pikiran, harus seimbang kapan waktunya makan dan kapan waktunya istirahat, Karena efek saya sakit kemarin, Ibu menyuruh untuk tidak pulang tiap minggu. Cukup 2 minggu sekali saja pulangnya,  biar gak capek. Sedih pasti tapi demi menjaga kesehatan dan tidak dzolim sama badan. Semoga kedepannya bisa jaga kesehatan, makan teratur dan istirahat yang cukup.

Saya juga dapat tambahan adik kost baru 2 orang, pastinya menyesuaikan dengan kebiasaan kita satu sama lain, biar damai dan akrab dikosan. Dengan memperbanyak kawan makin baik, menambah pertemanan menambah manfaat. Dan saya bertekad untuk makin mengencarkan silahturahmi. Bagaimana dengan Februarimu? semoga semakin baik dari bulan sebelumnya.

Februari serba penyesuaian, semoga dipermudah untuk menyesuaikan diri.



Kamis, 02 Februari 2017

Jangan-jangan Lelahmu bukan Lillah

Setiap manusia pasti merasakan lelah, letih, capek dan sejenisnya. Alasan kenapa bisa sampai kelelahan, keletihan, kecapekan dan sejenisnya itu pasti bermacam-macam, ada yang karena beraktivitas, bekerja, belajar, berolahraga dan macam-macam sebab lainnya. Tapi pernahkah berpikir jika hasil lelah kita itu menjadi sia-sia? Dalam artian apakah pada saat kita melakukan segala aktivitas yang berujung lelah itu punya hasil yang memuaskan, bagaimana jika yang kita kerjakan tidak berujung hasil yang sesuai dengan kemauan kita, tidak sesuai ekspetasi kita. Pasti kekecewaan yang akan kita dapat, dan akan berujung dengan mengeluh, menggerutu dan menyalahkan keadaan. Manusiawi sekali, saya pun sering sekali seperti itu. Dan sering kali sadar bahwa hal itu yang tidaklah baik. Mari kembali flashback.

Pada saat kanak-kanak kita sering kelelahan karena bermain seharian, saat bermain kita bahagia, tertawa kesana-kemari, senang seolah-olah tidak ada beban pikiran. walaupun akan berujung kelelahan karena bermain. Walau lelah, kita bahagia. 

Naik tingkat lagi pada saat menginjak bangku sekolah, saat menuntut ilmu, kita sering pula kelelahan karena belajar, baik disekolah maupun dirumah. Kita giat dan bersungguh-sungguh menuntut ilmu, walaupun ditengah-tengahnya terselip perasaan malas, tapi kita tetap semangat, biarpun cuman beberapa mata pelajaran, pasti ada salah satu yang membuat kita semangat belajar. Walau lelah, kita belajar. 

Naik tingkat lagi pada saat kita telah bekerja, fase dimana kita telah nyaman atau bahkan telah menemukan jati diri mau jadi apa kita, karakter telah terbentuk, dan sudah bisa memutuskan segala keputusan yang menyangkut hal pribadi. Beraktivitas tidak murni dilakukan dengan sungguh-sungguh jika tidak sesuai kemauan, tidak dilakukan dengan Ikhlas jika tidak sesuai harapan, tidak dilakukan dengan senang hati jika tidak sesuai passion, dan akhirnya lelah dengan kesia-siaan. Ujung-ujung menjadi mudah mengeluh, menggerutu dan menyalahkan keadaan.

Salahkah begitu? jelas salah. Pantaskah mengeluh? pastinya gak pantas. Siapa yang salah? kita sendiri. Sudah jelas salah, sudah pasti gak pantas dan sudah tau siapa yang salah. Dan berulang-ulang kita lakukan, bukan maksud menggurui, saya bercerita tentang saya yang sering begitu. Harus menyadari tapi bukan sekedar sadar dimulut dan pikiran, perlu ada aksi agar semuanya selaras. Jangan cuma NATO (Not Action Talk Only) malu dengan Allah yang telah memberikan karuniaNya lebih-lebih pada kita setiap harinya.

Terus bagaimana menyikapinya, akhir-akhir ini saya sering berselancar mencari kalimat-kalimat motivasi, terutama motivasi yang masih terkait dengan ajaran Agama, Karena saya muslim, saya banyak mengambil kalimat-kalimat motivasi yang bernuasa Islam. Adalah salah satu kalimat yang cukup membuat saya sadar memaknai dan memahami definisi "Lelah" itu, Sangat indah, jika kita berpegang teguh dan InsyaAllah mampu menjalaninya, InsyaAllah dalam melakukan segala aktivitas kita akan merasa bahagia, tenang dan tentram.


Bagaimana denganmu, adakah yang memotivasi mengubah kata Lelah menjadi Lillah? dan apabila kita masih merasakan Lelah tak terhentikan setelah beraktivitas, perlu ditanya balik pada diri sendiri, Jangan-jangan Lelahmu bukan Lillah.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...