Rabu, 23 Agustus 2017

Pameran Filateli Dunia Bandung 3 - 7 Agustus 2017

Boleh dikatakan ini lanjutan postingan sebelumnya. Karena di postingan sebelumnya saya melewatkan cerita tentang Pameran Filateli Dunia. Awal mulanya adalah karena ada Niat memutuskan ke Bandung, karena event besar filateli. Ada World Stamps Exhibition (Pameran Filateli Dunia) yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 3 sampai 7 Agustus 2017. Banyaknya artikel dan status yang bahas tentang agenda besar acara filateli ini lah yang menggugah saya untuk melakukan perjalanan ke Barat (Bandung). Alhamdulillah bisa terwujud.


Iseng-iseng berhadiah saya coba mengajak teman yang punya minat sama dengan saya, nama teman yang saya ajak itu Dina, teman Sekolah saat SMA. Dina juga seorang filateli dan sekarang getol-getolnya berkirim kartu pos ke seluruh penjuru dunia. Sudah merambah ke dunia per-swap-an, koleksi kartu-kartunya beragam. gayung bersambut dan Dina menyetujui ajakan saya yang awalnya iseng-iseng tapi mengarah ke serius (bagaimana ya bilangnya. hahaha). Setelah proses perijinan ke orang tua masing-masing jadilah kita berburu tiket dan booking hotel. Oia selain datang ke Pameran Filateli Dunia tujuan kami sama yaitu pengen menjejakkan kaki ke Bandung, karena kami sama-sama belum pernah ke Bandung, jadilah ini pengalaman yang cukup menantang buat kita berdua. Boleh dibilang perjalanan kita ke Bandung semi-semi low budget (Karena gak murah juga, ada beberapa poin yang mengharuskan kami keluar kocek). Dengan berbekal tanya sana sini ke teman-teman dan diskusi singkat kita di Whatsapp jadilah kita putuskan untuk berangkat tanggal 4 Agustus 2017 dari Jombang dan Pulang tanggal 6 Agustus 2017. Total perjalanan ke Bandung 3 hari, Super duper singkat untuk ukuran perjalanan yang lumayan jauh. Kenapa berangkat dari Jombang, karena saya yang kerja di Jombang dan kalau menurut perhitungan lebih mudah, jadi Dina menyusul saya dari Pamekasan - Madura ke Jombang untuk selanjutnya kita berdua naik Kereta Api menuju Bandung. Cerita Detailnya gimana perjalanan kita ke Bandung, bisa baca postingan sebelumnya (Klik : Previous Posting)

Sesampainya di Bandung setelah beberapa jam berkeliling Bandung dan setelah menaruh ransel di Penginapan, kita melanjutkan perjalanan ke tujuan utama kita di Bandung yaitu Pameran Filateli di Trans Studio Mall Bandung kalau gak salah jam 10an kurang kita kesana dengan order GrabCar. Dan sampailah kita di  TSM, gak masuk ke Trans Studionya tapi ke Mallnya langsung menuju acara yang kita tuju World Stamps Exhibition (WSE). Setengah percaya bisa juga sampai sini, semua orang yang suka dengan benda filateli datang kesini, semacam surganya para Filatelis. Banyak Negara yang ikut ambil bagian di Event bergengsi untuk filateli. Kebetulan saya datang sudah masuk hari ketiga dan diagenda acaranya juga bertepatan dengan Meet-Up Internasional Postcrossing yang diprakarsai oleh Komunitas Postcrossing Indonesia (KPI), Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Selain mau datang berburu Passport Filateli, melihat pameran Filateli juga bisa datang ke Meet Up Komunitas Postcrossing Indonesia (ini adalah salah satu komunitas bagi member-member Postcrossing di Indonesia maupun yang berwarga negara Indonesia yang ada di Luar Negeri). Baru pintu masuk aja antusias pengunjung sudah terlihat, berikut saya bagi beberapa foto yang saya dan Dina ambil untuk beberapa foto saya ambil dari foto-foto teman-teman KPI.

Baru di luar saja, sudah tampak sekali keseruannya

Walaupun kita gak masuk sama sekali ke Trans Studio Bandung, minimal foto dengan Plangnya aja dulu, InsyaAllah harus datang ke Bandung lagi ini. Next InsyaAllah.



Ini di pintu masuk, mau masuk aja pakai antri. yang antri sebenarnyanya yang berburu Souvenir Sheetnya yang limited setiap harinya, satu orang hanya boleh satu.


Saya bagi foto-foto suasana di Both negara-negara yang berpartisipasi dalam Pameran Filateli Dunia :

Pasport Filateli yang dibagikan gratis tapi mengisinya harus berkeliling tiap-tiap both, yang mewakili masing-masing negara yang ikut berpartisipasi.







Dina amat menyukai hal yang berbau Turki, dan tercapai cita-citanya bisa foto dengan mbah Sheenan di Bothnya Merhaba..

Oma seperjuangan, Oma ini namanya Oma Fransieska (Semoga saya tidak salah nama) Berburu prangko-prangko untuk mengisi paspor filatelinya untuk cucu kesayangan yang ada di Belanda. Dan ternyata Oma Fransieska ini, seorang Pustakawan, jadi klop Dina bertemu dengan Seniornya. Mereka berpose dengan semboyan "Salam Literasi"
Foto di Area Pameran Prangko seluruh dunia :




Foto-foto suasana Meet - up Internasional Postrossing yang diprakarsai Komunitas Postcrossing Indonesia dan PT. Pos Indonesia





Ini adalah salah satu acaranya "Postcard to Mr. Presiden Bapak Joko Widodo"
Sebenarnya saya datang gak telat, cuman kebetulan saya dan Dina memutuskan berburu prangko untuk isian Pasport Filateli kita, jadi gak  ngikutin dari awal kegiatan Meet Up Teman teman KPI, jadi datang pas terakhir-terakhir, setidaknya masih merasakan euforianya Meet up, semoga meet up berikutnya bisa lebih konsen lagi untuk ikut acaranya dari awal. Foto-foto tanpa label, saya ambil dari Grup Komunitas Postcrossing Indonesia di Facebook. Walaupun saya telat dan gak ikut acara dari awal, saya dan Dina masih dapat souvenir dari KPI. Alhamdulillah nambah hadiah dan nambah teman baru.

Dapat Goodiebag dan ini isinya. banyak sekali bukan. Terima kasih KPI dan PT. Pos Indonesia

Kartu Meet-up. ada 4 varian. keren-keren kan. tak lupa saya juga minta tanda tangan beberapa peserta Meet Up.

Deutsche Bundepost, salah satu spot yang menarik untuk difoto

Banyak spot foto yang sayang untuk dilewatkan, termasuk saya yang melewatkan kesempatan itu. Karena sudah kelelahan berkeliling untuk ngisi pasport yang awalnya mau foto-foto jadi lupa foto-foto di spot yang sudah disediakan panitia. Ada Both milik PT. Peruri yang menyediakan jasa pembuatan prangko prisma (Prangko yang dicetak dengan gambar foto kita sendiri), PT Peruri adalah perusahaan BUMN yang memang ditunjuk selain mencetak uang juga mencetak Prangko. Satu hari memang kurang lama, jadi sangat tepat jika panitia penyelenggara membuat acara sekeren ini lima hari. Seandainya lagi libur panjang, lima hari nongkrong disini saya rela.

Gak terasa seharian kita sudah berkeliling disana, kaki yang lelah minta istirahat gak berasa dan gak terasa juga kalau kita belum makan siang, perut sudah minta diisi. Belum puas rasanya berkeliling, apa daya waktu yang kita punya hanya sesaat. Benar saja panitia membuat acara sekeren ini selama lima hari. dimana setiap harinya punya tema masing-masing. Ada banyak Benda Filateli yang dibagikan gratis, dan pastinya ada benda filateli edisi khusus yang hanya bisa didapatkan kalau kita datang kesana. Dan jangan salah, yang datang berkunjung kesana dari berbagai kalangan dan usia. Saya yang pengetahuan pas-pasan tentang filateli bisa bertemu pakar-pakarnya yang dengan sangat antusias menjelaskan satu persatu pertanyaan kita. Ada banyak negara yang ikut ambil bagian meramaikan event filateli dunia ini. Benar-benar kurang kalau hanya sehari untuk berkunjung ke event keren ini. Saya berharap masih diberi kesempatan untuk bisa datang ke acara-acara seperti ini. Rajin-rajin menabung, siapa tahu bisa berkesempatan datang di Event selanjutnya. Semangat. Salam Filateli

Note :
Foto-foto hasil kolaborasi saya dan Dina, serta beberapa foto yang saya ambil dari Galery foto Komunitas Postcrossing Di Fanspage Facebook. Terima kasih untuk segala kontribusinya.

Jumat, 18 Agustus 2017

Wilujeng Sumping Bandung 2017

Seminggu lebih yang lalu akhirnya bisa menjejakkan kaki ini ke salah satu kota di Indonesia yang ingin saya kunjungi, yaitu Bandung. Dari zaman masih Abege hingga sekarang yang beranjak Dewasa selalu berangan-angan bisa ke Bandung. Alasan simple, saya suka tempat yang berhawa sejuk sepoi-sepoi, dibayangan saya Bandung itu salah satu kota besar di Indonesia yang punya hawa sejuk segar. Daripada Ibu Kota Jakarta, saya lebih memilih Bandung jika harus tinggal. Salah satu alasannya juga karena hobby filateli, akhirnya Bandung selalu masuk dalam daftar keinginan kota yang ingin dikunjungi. Keberadaan Kantor Pusat Pos di Bandung juga jadi alasan. Baiklah kembali lagi dengan 2 minggu yang lalu. Merupakan hari yang tak disangka-sangka buat pergi ke Bandung. Semuanya serba mendadak dan serba cepat. Bayangkan saja perjalanan ini hanya punya estimasi 3 hari saja, 2 hari diperjalanan menuju Bandung dan 1 hari berkeliling Bandung dengan minimnya pengetahuan saya akan rute Bandung, pastinya modal nekad yang besar.
Tanggal 4 Agustus 2017, Saya berangkat ke Bandung bersama Kawan SMA yang bernama Dina, kenapa bisa bareng Dina? Nanti saya jelaskan di postingan Selanjutnya. Sore hari menjelang senja kita berangkat dari Jombang dengan naik KA. Turangga, kenapa saya pilih KA. Turangga padahal berusaha untuk Low Budget, begini alasannya, ini pilihan yang paling wah dari perjalanan kita karena kerjaan saya yang tidak bisa pulang suka-suka dan melihat efisiensi kedatangan kita ke Bandung akhirnya kita memutuskan untuk naik KA. Turangga. KA. Turangga berangkat dari Stasiun Jombang jam 17.35 WIB dan Tiba di Stasiun Bandung keesokan harinya tanggal 5 Agustus 2017 jam 05.04 WIB.

Wilujeng Sumping Bandung, Stasiun Bandung di pagi hari.



Setelah menikmati perjalanan naik kereta Eksekutif sampailah kita di Stasiun Bandung, Pagi sekali. Alhamdulillah saya bisa menghirup udara sejuk damainya Bandung. Wilujeng Sumping Bandung, akhirnya saya bisa menjejakkan kaki dikota yang diidam-idamkan, Bahagia tiada terkira, jika saya lupa umur, saya akan loncat-loncat kegirangan. Kita tiba di Badung masuk waktu subuh, kita sholat subuh dulu di Musholla Stasiun Bandung, Mushollanya bersih cuman waktu itu saya harus rebutan air sama ibu-ibu karena semakin lama air krannya makin mengecil. Mungkin petugasnya telat nyalain pompa airnya jadi minim air. Tapi tenang saja, masih bisa dipakai wudhu dan buang air kecil. setelahnya sambil leyeh-leyeh dan bergantian sholat sembari booking Grabcar, yup selama perjalanan ke Bandung saya sangat terbantu dengan transportasi online ini, Buat teman-teman yang mau melakukan perjalanan ke kota yang belum pernah dikunjungi ada baiknya memilih untuk memakai jasa transportasi online karena selain sudah pasti tarifnya dan aman tentunya. Karena tujuan utama kita di Trans Studio Mall Bandung (Tempat Pameran Filateli Bandung diselenggarakan) baru mulai jam 10.00 WIB dan melihat jam yang masih pagi, masih ada waktu untuk kita pakai untuk mengitari Bandung. Berbekal tanya sana sini ke teman-teman sebelum berangkat, kita memutuskan untuk ke daerah Masjid Raya Bandung yang kebetulan dekat dengan daerah Asia Afrika. pilihan yang tepat untuk kita yang cuman punya waktu beberapa jam saja. Persinggahan pertama adalah Masjid Raya Bandung, numpang mandi dan sholat Dhuha, lumayan bisa merefresh badan yang masih terasa hawa-hawa naik kereta api. Setelah bersih-bersih, kita  jalan-jalan disekitar Masjid Raya Bandung dan berjalan disekitar Asia Afrika sampai Jl. Braga. di Braga kita sarapan Soto dipinggir jalan. Dan itu adalah saat-saat yang syahdu sekali, makan dengan jalanan yang tidak terlalu ramai (Entah cuaca dan suasana disekitar sana mendukung sekali padahal itu kawasan yang cukup ramai) dengan angin yang sepoi-sepoi wah benar-benar harus kita nikmati, Nikmat Tuhan Mana yang Kau Dustakan.


Masjid Raya Bandung, di depannya ada rumput sintetis. Kayak Karpet gitu, jadi bisa dipakai santai-santai atau duduk-duduk menikmati semilir angin. Apalagi adem dekat masjid, yang terdengar suara orang mengaji. MasyaAllah menenangkan

Assalamualaikum. kita harus akur jadi partner perjalanan yang kompak. saling menjaga (Barang) satu sama lain.

Tulisan Bandung itu lebih jelas terbaca kalau malam hari. kalau pagi harus diliat dari samping begini baru jelas terbaca. Dan saya acungkan jempol untuk Pak Ridwan Kamil yang menata kota Bandung seciamik ini. Terima Kasih Bapak, Saya jatuh cinta dengan Kotamu, tapi tidak cinta Bapak. Haha

Kawasan Asia Afrika, Atmosfir zaman-zaman baheulanya akan dimulai dari titik ini. Tempatnya berdekatan dengan Masjid Raya Bandung, jadi jalan aja sekalian menikmati sejuknya kota Bandung

Kalau bagian wefie pasti pakai hape Dina, karena hasilnya bagus, cuman minusnya saya harus sedikit merunduk. biar sejajar dengan Dina. Haha


Quote tentang Bumi Pasundan pun turut hadir di tengah-tengah tatanan kota Bandung

Quote tentang Bandung pun menambah Syahdu perjalanan menyusuri Kota Bandung, dan Pidi Baiq berhasil membawa saya terkiwil-kiwil dengan bahasanya yang selalu sukses buat saya berasa "Iya tulisan itu buat saya".

Banyak bangunan tua di area ini, saya selalu antusias dengan Bangunan Tua. Selalu mengantarkan saya berimajinasi bagaimana orang-orang zaman dahulu beraktivitas hilir mudik di gedung itu.

Biar gak bingung bisa baca Rute di kawasan Asia Afrika.


Gedung Merdeka, Historical Building yang banyak punya cerita, sejarah dan kisah didalamnya. Saksi bisu sejarah yang masih berdiri kokoh. Saya suka arsitektur bangunan seperti ini. Walau tua tapi kokoh.

Tampak Depan, masih terlihat gagah. Berdiri tegap mengarungi waktu dan peradaban.

Niatnya Wefie dengan Gedung Merdeka, apa daya Gedungnya malah gak fokus.


Ceileh, niatnya mau duduk, Si Dina bilang bagus kalau difoto. Iyain aja deh.


sayangnya Museumnya tutup, Selain kita kepagian juga kita datang hari Sabtu


Seperti yang tadi saya katakan, banyak Gedung tua di area sini. Boleh dibilang Suasana Bandung sama dengan Surabaya cuman beda di Hawa, Surabaya cenderung panas, sendangkan Bandung relatif dingin.

Jl. Braga (Braga Street)


Pemandangan dari Jl. Braga. setiap sudut selalu punya keindahan tersendiri. Buat saya ini MasyaAllah Indah.

De Majestic, adalah Tempat pemutaran film di zaman dahulu atau biasa kita sebut Bioskop

Masih bangunan Tua, yang ada Maskot Leaknya itu Gedung Bioskop De Majestic. Tidak bisa terbayangkan bagaimana Tuan dan Nyonya berbondong-bondong pergi ke Bioskop.

Alat pemutar filmnya.


Setelah cukup mengisi perut, kita mulai perjalanan ke rute berikutnya. Oia jika waktumu singkat, sebelumnya buatlah jadwal dan usahakan itu ditepati. biar lebih efisien dan pastinya tidak rugi satu sama lain. Pesan GrabCar lagi kita memutuskan untuk naruh gembolan tas kita di Homestay, Saya Booking penginapan di daerah Antapani namanya Arinda Guest House Syariah. Tempatnya sangat recommended, murah, bersih dan yang pasti ownernya baik sekali, berasa seperti dirumah sendiri, sangat kekeluargaan. Setelah menaruh Ransel, kita melanjutkan perjalanan ke Trans Studio Mall Bandung kalau gak salah jam 10an kurang kita kesana dengan lagi-lagi GrabCar. Untuk Postingan mengenai Pameran Filateli Dunia saya buat terpisah dari postingan ini. Setelah saya sortir ternyata banyak sekali foto yang harus tayang, jadi saya bagi jadi dua postingan.


Selepas acara dari Pameran Filateli Dunia kita langsung balik penginapan, rencana awal kita masih mau keliling, karena kaki sudah pada minta diistirahatkan rencana diganti langsung balik penginapan. dan Keesokan harinya tanggal 6 Agustus 2017. Subuh Jam 05.35 WIB kita balik menuju Jombang melalui Stasiun Kiaracondong naik KA. Pasundan dan akan tiba di Jombang pada pukul 20.30 WIB. Oia, waktu kita mau pulang, kita dibungkusi Nasi Goreng dengan Owner Arinda GH, Terima kasih Ibu untuk perhatiannya, semoga makin berkah usahanya ya.

Stasiun Kiaracondong

Selalu menemukan momen yang keren di setiap perjalanan. waktu Berhenti di ST. Cibatu pak Kondektur memberikan aba-aba Semboyan 41 ke Masinis, tanda kereta api siap diberangkatkan.

Bonus perjalanan kita, Jauh-jauh ke Bandung ketemu dengan Teman SD sampai SMA. Ayik dan Pak Hamdani (Pak Hamdani bapaknya Ayik dan juga guru SMP kita, cuman Pak Hamdani gak ikutan foto)
 
Alhamdulillah masih diberi nikmat Sehat dan Sempat, dan sedikit tak menduga perjalanan ke Bandung yang singkat ini memberikan kesan dan pengalaman yang seru untuk kita berdua. Kita malah tertantang akan mencoba perjalanan lain suatu hari nanti. Saya teringat dengan kata-kata kawan karib saya, kurang lebih begini "keluarlah dari Zona Nyaman, agar kamu bisa lebih Mandiri dan kuat lagi". Dan itu benar, selama saya menjalani perjalanan single traveller dan flashbackpaker, selalu ada poin baru buat saya, yang saya dapatkan jadi lebih waspada dengan diri sendiri dan sekitar, mampu memanage waktu dengan lebih baik lagi dan banyak lagi hal-hal positif lainnya. Gimana denganmu? sudah seberapa seringkah kamu, menantang dirimu sendiri? Cobalah, sekali-sekali keluar dari Zona Nyaman.

Note :
Foto-foto hasil kolaborasi dengan Dina, dan Hpnya Dina. Terima kasih Dina teman seperjalanan yang hebat.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...