Perjuangan saya bukan terhenti disini, hari ini terulang kembali seperti yang sudah-sudah.seperti dipersimpangan jalan, Kesuksesan harus tertunda kembali entah sampe kapan batas waktunya, saya tidak mau mengatakan kata yang yang disebut Kegagalan, itu akan semakin membuatku terpuruk. hari ini pengumuman kembali dari serangkaian tes-tes yang ku ikuti. pikiran mulai kacau, teringat dengan kesalahan-kesalahan yang saya lakukan pada saat tes berlangsung. serasa dunia pun berbalik, saya pusing entah perut juga bergolak. tak sanggup saya melihat hasil tesnya saat ini seperti yang sudah-sudah. Dengan bantuan seseorang untuk melihatkan hasilnya yang sudah saya tau prediksinya akan seperti ini.
Berharap-harap cemas, semalam saya tak mampu memejamkan mata, perut teru-terusan dengan kontraksinya, saya berharap pingsan saat itu juga agar bisa tertidur tapi itu tak terjadi juga. jam sudah mengarah ke jam 12. yup, pasti pengumuman itu sudah terpasang dengan bangganya orang-orang yang lolos ke tahap berikutnya, dan dengan lunglainya orang-orang yang terasa seperti pecundang macam saya ini. saya tak berani beranjak dari kasur tempat tubuh ini terbaringkan, saya takut. tak sanggup untuk tau hasilnya yang sudah jauh-jauh saya prediksikan.
seperti biasa panggilan sahur, HP berdering, mungkin hanya sekejap. jam 3 pagi. saya liat layar. Mb' tYA,seseorang yang ku utus untuk melihat bagaimana pengumuman itu mengeksekusiku. Deg, jantung saya makin tak beraturan detaknya, seperti malaikat maut sedang bertugas mencabut nyawa. lagi-lagi saya takut. ku kira dia telah melihatnya, saya telpon balik. dan dia mengatakan belum, sesaat lagi akan diliatkan. mungkin sudah ratusan kali dia menenangkanku, tapi tak ada yang masuk di hatiku sama sekali. saya takut, takut kesuksesan itu jauh lagi. bolak-balik, tubuh makin panas terbanjiri keringat. kecut baju ini kuyup bersimbah peluh. Layar ponsel mengisyaratka ada pesan masuk disitu. yup Anantya, S.Sos. takut-takut saya buka pesan itu, kali ini mata yang ingin terpejam. saya paksakan muncul tulisan " Arien, namamu belum ada. ntar cek sendiri aja lagi ya. =)".
Selepas titik di sms itu, turun sudah bulir-bulir air mata ini, kesuksesan menjauh lagi. dan saya harus menitinya kembali. mencoba ikhlas, mencoba untuk tidak melihatnya kembali. ini bukan yang pertama saya gagal mempertaruhkan kecerdasan dan peruntungan saya di atas kertas ujian-ujian seleksi. mungkin sudah kesekian kalinya. dan masih belum diberi waktu untuk menggapai sukses itu. Menyesal kemudian tiadalah guna, saya tau itu. satu pelajaran lagi yang dapat diambil, apapun hasil dari semua ini, sesungguhnya ini adalah ujian bagimu untuk bisa melaluinya dengan senantiasa mengingat ini hanya sementara. Keabadian yang sebenarnya, bagaimana keihlasan dan Ketakwaanmu pada Tuhanmu di uji.
Saya sedang mengumpulkan puing-puing keikhlasan dan Ketakwaan itu, saya harus mengucap syukur atas kejadian ini dan yang lalu-lalu. dan mengumpulkan keberanian untuk berkata jujur pada ibu bapak yang menanti dengan penuh pengharapan kabar ini. Maapkan anakmu ini, belum bisa memberikan apa yang Ibu Bapak harap dan doakan disetiap sujud-sujud kalian.
"Miracle Can Be Reality, if You Want to Make it Real"
IKHLAS!!!!!!!
BalasHapusada waktunya cin....kita harus ttap semangat!!!
pasti indah pada waktunya
BalasHapusmakasih senior-senior.. saling mendoakan..
BalasHapus