Selasa, 26 Februari 2013

Dewi Sri Menghidupiku

Jangan salah tanggap dengan judulnya, saya bukan pemuja Dewa Dewi, dan saya juga bukan penggila cerita tentang Mahabarata dan sebagainya. Semoga saya tidak termasuk kedalam orang-orang yang tidak bersyukur karena hanya Allah yang memberi saya Hidup, bertolak belakang sekali dengan judul postingan saya. hehe. Sengaja saya buat begitu, dan akan saya bahas di postingan ini.

Pernah dengar tentang Dewi Sri? kalau belum tau silahkan cek di om Wiki (klik link) Bagaimana sudah tahu kan? Dewi Sri adalah dewi padi, dewi kesuburan dan merupakan salah satu maskot dari Salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang Pertanian khususnya Beras yaitu Perum BULOG. Untuk yang belum tahu juga bagaimana Sejarah, kerja dan seputar Perum Bulog silahkan cek di om Wiki (klik link) atau bisa buka website resmi Perum Bulog (klik link)

Dewi Sri
 
Saya bukan mau membahas Perum Bulog Secara detail, atau promosi sesuatu tentang Bulog, saya hanya akan menceritakan apa korelasi Bulog dengan Judul postingan. Begini ceritanya, hehe saya suka bingung bagaimana menulis awal sebuah cerita, tak apalah asal dimengerti. heuheuheu

Sejak kecil hingga detik menulis postingan ini, saya dibesarkan dari Dewi Sri, dari uang hasil bekerja di lembaga yang punya maskot dewi padi. Kenapa begitu? Ayah saya adalah salah seorang pegawai di Perum Bulog, malah ayah sudah bekerja di Perusahaan ini sejak ia di bangku STM (Sekolah Tinggi Kejuruan Bagian Mesin) Ayah pada awalnya bekerja sebagai pengendali mesin untuk penggilingan padi, Ayah akan bekerja sepulang sekolah mengayuh Sepedanya berkilo-kilo meter ke gudang hanya untuk menjaga mesin penggilingan. Hingga suatu saat ketika ayah sudah dinyatakan lulus dari STM, ikut tes menjadi pegawai tetap di Bulog, dan Alhamdulillah diterima. Sebelum menjadi BUMN, karyawan Perum Bulog masih berstatus pegawai negeri. untuk lebih jelasnya bisa baca di sejarah Bulog.

Dengan bekerjanya bapak saya di Bulog, Praktislah kita sekeluarga, saya dan adik-adik dibesarkan oleh penghasilan dari perusahaan beras itu, Hingga saya menginjak ke Bangku kuliah pun masih berkutat dengan Bulog, Alhamdulillah, saya lolos untuk mendapat beasiswa dan dari Perum Bulog. Dengan menyertakan hasil nilai tiap semester saya mendapat beasiswa. sangat cukup membantu kedua orang tua untuk biaya SPP (uang pembayaran kuliah) saya tidak pernah meminta pada ortu, semua dibiayai dari beasiswa Bulog. Semester akhir pun tidak lepas peran dari Bulog, tempat KKN (kuliah kerja nyata) atau magang saya juga di Bulog, tepatnya di Bulog Sub Divre Jember, karena kebetulan saya berkuliah di Jember. Saya belajar di bagian Akuntansi pada waktu itu, dan pelan-pelan saya mulai memahami kerja Bapak saya yang sebelum-sebelumnya tidak pernah terbesit di benak akan saya ketahui. Dan pada akhirnya sedikit banyak sekarang harus mendalaminya.

Logo Bulog

Selepas saya lulus kuliah di Tahun 2010 (saya lulus 2009, menganggur dan baru mendapat kerja di tahun 2010), saya bekerja di Bulog tepatnya di Bulog Sub Divre Madura, di bagian Pelayanan Publik, Bagian dimana Keluar masuknya beras istilahnya Pengadaan untuk disalurkan menjadi RASKIN (Beras Miskin), bidang saya akan sibuk jika sudah dimulai Pengadaan. 

Sepertinya dewi sri masih berkenan memberi saya penghidupan, walaupun kali ini kadarnya berbeda. heuheuheu. Alhamdulillah, walaupun masih berstatus Satker (satuan kerja) atau kalau orang-orang bilang tenaga honorer. Hingga saat ini, status saya belum berubah, sesuatu yang harus harus disyukuri. Sudah beberapa kali ikutan tes untuk pegawai tetap, Mungkin Allah belum berkehendak, status saya masih juga belum berubah. haha. Allah punya rencana terbaik untuk ummatNya.

Lembaga yang bermaskot Dewi Padi, Dewi Sri ini telah banyak berjasa dalam perjalanan hidup saya, walaupun tak selamanya baik, walaupun tak melulu buruk. Bulog memiliki cerita dalam hidup saya, dibesarkan dari Bulog, mendapat gelar kesarjanaan oleh Bulog dan entah sampai kapan Dewi Sri akan memberi kehidupan, waktu yang akan menjawabnya. Saya juga punya mimpi, tak selamanya saya ada disini dalam keadaan seperti ini (jangan ditafsirkan saya tersiksa dilembaga ini ya.. hehe). Memiliki kehidupan yang lebih baik lagi, dengan status yang lebih baik lagi. Entah itu bersama Dewi Sri atau tidak. lagi-lagi waktu yang akan menjawabnya. bagaimanapun Saya tetap keluarga Perum Bulog, dan saya tidak akan lupa Dewi Sri telah memberi kehidupan. 


Senin, 11 Februari 2013

Pasar Batik Tradisional Pamekasan Madura

Saya berniat menambah satu label dalam blog ini, semakin gado-gado saja blog saya, heuheuheu. Tak apalah, gado-gadonya seperti perjalanan hidup saya yang Gado-gado.

Saya asli Madura, kedua orang tua saya juga asli Madura, walaupun Ayah lahir di Mojokerto, dan sekolah di Surabaya, tapi kedua orang tuanya yaitu mbah kung dan mbah putri saya asli Madura. Ibu saya juga asli madura, Dari lahir hingga sampai saat ini, boleh dikatakan ibu saya orang yang setia, setia tetap stay di Madura. Haha.

Baiklah bukan itu yang mau saya ceritakan secara detail di postingan kali ini. Saya mau berbagi cerita dan berbagi sisi lain dari Madura, khususnya Pamekasan tanah kelahiran dan tempat tinggal saya. Salah sekian (kenapa sekian, karena setelah saya coba list hobby saya banyak sekali, itu masuk hobby apa dasarnya saya saja yang gak mau diem? xoxo) dari Hobby saya adalah Jalan-jalan, baik seorang diri maupun beramai-ramai saya suka Traveling. Dan karena setelah lulus kuliah saya mendapat kerja di tempat asal, akhirnya Move On lah saya dari Jember kembali ke Pamekasan. Praktis Hobby jalan-jalan saya agak sedikit tersendat, karena ibu tidak terlalu suka anak perempuannya keluyuran begitulah istilah ibu saya.

Disaat saya mulai sering gundah gulana karena jarang banget jalan-jalan, akhirnya saya berinisiatif untuk bisnis sampingan (bisnis sampingan saya banyak bener, saking banyaknya dari sisi mana aja ada de) selain ngecraft, saya juga mencoba berbisnis batik, Yup kenapa Batik? karena tempat saya tinggal ini merupakan sentra batik yang cukup diperhitungkan di Indonesia, dan semoga bisa mendunia. (Amin YRA).

Pamekasan selain disebut sebagai Gerbang salam (Gerakan bangkit sadar Islam) juga sering disebut dengan kota batik. Saking menjiwainya dalam membatik, semua tembok, trotoar, pot-pot bunga di pinggir-pinggir jalan semua di beri sentuhan batik, Jadi teringat Jogja yang juga sentra batik bukan? Untuk mengapresiasi pengrajin batik inilah, akhirnya pemerintah setempat menyediakan pasar atau sentra batik, dan saya sering sekali blusukan disana.

Pasar Batik Tradisional Pamekasan yang juga dikenal penduduk setempat sebagai Pasar 17 Agustus karena di depan pasar tersebut terdapat gapura peringatan hari kemerdekaan RI 17 Agustus. Ada juga yang menyebutnya dengan Pasar hewan, karena dipasar ini juga menyediakan hewan-hewan ternak yang akan diperdagangkan. Pasar 17 Agustus ini memiliki hari operasi tertentu, kalau kata orang Madura bilang Pasaran, Pasaran itu ada di hari Kamis dan Minggu, tapi bukan berarti dihari lainnya tidak ada, cuman Pasar Batiknya tidak selengkap hari kamis dan minggu. hanya yang berada di stan-stan saja yang buka, yang melantai atau lesehan tidak buka. Dipasar ini tidak hanya menjual batik, hewan ternak, tapi juga selayaknya pasar tradisional pada umumnya, juga menjual sayur mayur, dan ada juga yang menjual gamping (batu kapur). 

Batik-batik dari Pamekasan beragam corak dan warnanya, ciri khasnya warna yang mencolok dan kalau yang gelap, gelap sekali pewarnaannya. Untuk masalah corak dan warna tidak kalah dengan batik-batik yang ada diluar Madura. Harga untuk di pasar batik, juga relatif Murah, karena kebanyakan yang menjual langsung dari pengrajinnya. Ini beberapa gambar dari pasar batik Tradisioanal yang saya Copas dari Blog Mbak Korlena, Gambarnya cukup epik menggambarkan keramaian Pasar Batik Tradisional Pamekasan.


Pasar Batik ketika belum beraktivitas, masih sepi, Halaman-halaman ini akan terisi dengan lapak-lapak penjual alat-alat pertanian, dari clurit, pisau, parang dsb.

Gapura masuk ke dalam pasar, semakin siang disini sangat padat, Masuknya susah, keluarnya juga susah. Melatih Kesabaran. dazn untuk yang bawa sepeda motor harus berjuang mencari parkiran ternyaman. :)


Sisi pasar di bagian penjualan Hewan ternak.

Penjual Hewan Ternak

Sisi pasar di bagian penjual sayur mayur

Orang Madura terkenal dengan Kerja Kerasnya. :D

Penjual Batu Kapur, Gamping

pasar batik, dan mulai tampak keramaiannya.

Susana di dalam pasar Batik :







Saya betah berlama-lama disini, walaupun hanya sekedar ngobrol dengan para pedagang disini, biasanya saya sendirian ke tempat ini di hari Minggu. karena hari kamis saya harus berjibaku dengan urusan kantor. Kelemahan dari Pasar ini, letak parkiran yang semrawut, untuk orang yang gak suka dengan keruwetan, mungkin akan malas pergi ke pasar ini atau bisa memilih untuk memakai jasa tukang becak untuk mencapai tempat ini. tapi selebihnya pasar ini cukup bisa masuk dalam tujuan perjalanan kalian yang akan pergi ke Madura. Untuk crafter yang suka Hunting kain, boleh lah main-main kesini, disini cukup recommended untuk bisa di explore, kain-kainnya warna warni. kisaran harga relatif, dari yang murah sampai yang berkelas ada. tinggal pilih mana seleramu. 

Pasar Batik Tradisional Pamekasan
Bugih - Pamekasan - Madura
Jawa Timur - Indonesia

Gambar : http://corlena.wordpress.com

Note : untuk menghilangkan gundah gulana, saya sering kabur kesini. :p

Sabtu, 09 Februari 2013

You and Me Walking In Different Rail

You and me are like two trains that run on different rail.
Walking from different stations.
Walking in the different rail.
One day we met.
One, two,three into our journey.
You very friendly to me, share friendship symbols.
One day of us interested .
And one of us realized.
We have different rail.
our destination may be the same, or different. Don't know
Direction we may be the same, or different. Don't know
Like it or not, this is an option.
Sure, This the Best Choice.
Because the best things that happened.
now, may not, or delayed for walking together .
For sure we never intend to hurt each other.
One of us will give in who's passing.
You and I will be back.
in each other destinations. ..
at the moment, I don't want to see you like day ago ..
Let me change my schedule ..
I pray, immediately I hope your train  stop at the last stations.

Note : 8 Februari 2013, Try To Ikhlas. Bismillah.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...