Jangan salah tanggap dengan judulnya, saya bukan pemuja Dewa Dewi, dan saya juga bukan penggila cerita tentang Mahabarata dan sebagainya. Semoga saya tidak termasuk kedalam orang-orang yang tidak bersyukur karena hanya Allah yang memberi saya Hidup, bertolak belakang sekali dengan judul postingan saya. hehe. Sengaja saya buat begitu, dan akan saya bahas di postingan ini.
Pernah dengar tentang Dewi Sri? kalau belum tau silahkan cek di om Wiki (klik link) Bagaimana sudah tahu kan? Dewi Sri adalah dewi padi, dewi kesuburan dan merupakan salah satu maskot dari Salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang Pertanian khususnya Beras yaitu Perum BULOG. Untuk yang belum tahu juga bagaimana Sejarah, kerja dan seputar Perum Bulog silahkan cek di om Wiki (klik link) atau bisa buka website resmi Perum Bulog (klik link)
Dewi Sri |
Saya bukan mau membahas Perum Bulog Secara detail, atau promosi sesuatu tentang Bulog, saya hanya akan menceritakan apa korelasi Bulog dengan Judul postingan. Begini ceritanya, hehe saya suka bingung bagaimana menulis awal sebuah cerita, tak apalah asal dimengerti. heuheuheu
Sejak kecil hingga detik menulis postingan ini, saya dibesarkan dari Dewi Sri, dari uang hasil bekerja di lembaga yang punya maskot dewi padi. Kenapa begitu? Ayah saya adalah salah seorang pegawai di Perum Bulog, malah ayah sudah bekerja di Perusahaan ini sejak ia di bangku STM (Sekolah Tinggi Kejuruan Bagian Mesin) Ayah pada awalnya bekerja sebagai pengendali mesin untuk penggilingan padi, Ayah akan bekerja sepulang sekolah mengayuh Sepedanya berkilo-kilo meter ke gudang hanya untuk menjaga mesin penggilingan. Hingga suatu saat ketika ayah sudah dinyatakan lulus dari STM, ikut tes menjadi pegawai tetap di Bulog, dan Alhamdulillah diterima. Sebelum menjadi BUMN, karyawan Perum Bulog masih berstatus pegawai negeri. untuk lebih jelasnya bisa baca di sejarah Bulog.
Dengan bekerjanya bapak saya di Bulog, Praktislah kita sekeluarga, saya dan adik-adik dibesarkan oleh penghasilan dari perusahaan beras itu, Hingga saya menginjak ke Bangku kuliah pun masih berkutat dengan Bulog, Alhamdulillah, saya lolos untuk mendapat beasiswa dan dari Perum Bulog. Dengan menyertakan hasil nilai tiap semester saya mendapat beasiswa. sangat cukup membantu kedua orang tua untuk biaya SPP (uang pembayaran kuliah) saya tidak pernah meminta pada ortu, semua dibiayai dari beasiswa Bulog. Semester akhir pun tidak lepas peran dari Bulog, tempat KKN (kuliah kerja nyata) atau magang saya juga di Bulog, tepatnya di Bulog Sub Divre Jember, karena kebetulan saya berkuliah di Jember. Saya belajar di bagian Akuntansi pada waktu itu, dan pelan-pelan saya mulai memahami kerja Bapak saya yang sebelum-sebelumnya tidak pernah terbesit di benak akan saya ketahui. Dan pada akhirnya sedikit banyak sekarang harus mendalaminya.
Logo Bulog |
Selepas saya lulus kuliah di Tahun 2010 (saya lulus 2009, menganggur dan baru mendapat kerja di tahun 2010), saya bekerja di Bulog tepatnya di Bulog Sub Divre Madura, di bagian Pelayanan Publik, Bagian dimana Keluar masuknya beras istilahnya Pengadaan untuk disalurkan menjadi RASKIN (Beras Miskin), bidang saya akan sibuk jika sudah dimulai Pengadaan.
Sepertinya dewi sri masih berkenan memberi saya penghidupan, walaupun kali ini kadarnya berbeda. heuheuheu. Alhamdulillah, walaupun masih berstatus Satker (satuan kerja) atau kalau orang-orang bilang tenaga honorer. Hingga saat ini, status saya belum berubah, sesuatu yang harus harus disyukuri. Sudah beberapa kali ikutan tes untuk pegawai tetap, Mungkin Allah belum berkehendak, status saya masih juga belum berubah. haha. Allah punya rencana terbaik untuk ummatNya.
Lembaga yang bermaskot Dewi Padi, Dewi Sri ini telah banyak berjasa dalam perjalanan hidup saya, walaupun tak selamanya baik, walaupun tak melulu buruk. Bulog memiliki cerita dalam hidup saya, dibesarkan dari Bulog, mendapat gelar kesarjanaan oleh Bulog dan entah sampai kapan Dewi Sri akan memberi kehidupan, waktu yang akan menjawabnya. Saya juga punya mimpi, tak selamanya saya ada disini dalam keadaan seperti ini (jangan ditafsirkan saya tersiksa dilembaga ini ya.. hehe). Memiliki kehidupan yang lebih baik lagi, dengan status yang lebih baik lagi. Entah itu bersama Dewi Sri atau tidak. lagi-lagi waktu yang akan menjawabnya. bagaimanapun Saya tetap keluarga Perum Bulog, dan saya tidak akan lupa Dewi Sri telah memberi kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Berkomentar. :))